Disinfektan untuk di luar rumah atau jalan, dan kalau penyemprotan kepada badan orang adalah kurang tepat
Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan penyemprotan disinfektan ke tubuh orang sebagai upaya mencegah terpapar virus corona (COVID-19) seperti di daerah yang menerapkan karantina kewilayahan, kurang tepat.

"Disinfektan itu untuk di luar rumah atau jalan, dan kalau penyemprotan kepada badan orang adalah kurang tepat," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa di Bantul, Senin.

Baca juga: Lakukan hal ini usai semprot disinfektan interior mobil

Pernyataan tersebut menanggapi tentang adanya penggunaan disinfektan racikan sendiri, menyusul banyaknya warga yang menyemprotkan disinfektan ke tubuh orang di daerah yang menerapkan karantina kewilayahan guna mengendalikan virus corona jenis baru itu.

Menurut dia, cairan disinfektan kurang tepat disemprotkan ke tubuh karena bahan yang dipakai saat ini baik berupa klorin ataupun hidroksinperoksida bersifat iritatif terhadap mukosa tubuh bila tidak digunakan dengan tepat.

Baca juga: PMI Jakarta Barat kerahkan truk kapasitas 2.400 liter untuk disinfeksi

"Mukosa adalah jaringan lapisan terluar yang melapisi dari bagian tubuh bagian dalam contohnya mata, hidung, saluran pernapasan. Hari ini dari kesehatan lingkungan sedang koordinasi dengan BPBD untuk menyampaikan cara yang tepat untuk pemanfaatan disinfektan," katanya.

Dia menjelaskan yang paling efektif dalam mencegah tertularnya virus corona adalah dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mencuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir, jaga jarak saat bicara dengan orang lain minimal 1,5 meter, dan tetap di rumah bila tidak ada kepentingan mendesak.

Baca juga: Pakar: Penyemprotan disinfektan tidak dianjurkan dengan cara "fogging"

"Yang penting kita sarankan yang paling efektif untuk pencegahan infeksi personal atau perorangan adalah cuci tangan pakai sabun dan air bersih mengalir secara rutin setelah berkegiatan, sebelum dan sesudah makan minum dan setelah dari kamar mandi," katanya.

Sementara itu, perkembangan kasus COVID-19 di Bantul per 29 Maret, adalah pasien yang sedang rawat inap atau pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 25 orang, kemudian pasien terkonfirmasi positif empat orang, orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah lima orang.

Dia menjelaskan, pasien konfirmasi positif COVID-19 dirawat di Rumah Sakit Panembahan Senopati dua orang, kemudian di Rumah Sakit Panti Rapih satu orang dan di RSP Respira satu orang.

Baca juga: Cegah penularan COVID-19, UISU semprot disinfektan sejumlah masjid

 

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020