"Globalisasi telah terhubung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sekarang ini sarana TIK yang begitu masif dipakai manusia sehari-hari adalah ponsel pintar," ujar Dharma,
Jakarta (ANTARA) - Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol Dharma Pongrekun mengingatkan bahwa kemajuan teknologi ponsel pintar adalah alat globalisasi yang patut diwaspadai.

Sebab, kata dia, alat itu menjadikan gelombang globalisasi masuk dengan sangat dahsyat, dan seperti tidak bisa dihindari, meresap ke seluruh aspek kehidupan manusia.

"Globalisasi telah terhubung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sekarang ini sarana TIK yang begitu masif dipakai manusia sehari-hari adalah ponsel pintar," ujar Dharma, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Pangdam Siliwangi: TNI juga harus bisa berperang melawan hoaks

Dharma mengatakan secara alami manusia memang menyukai yang praktis, sehingga teknologi ponsel pintar dapat diterima secara masif.

"Alat itu pun menjadi sarana efektif dalam menghubungkan secara global seluruh aspek meliputi ekonomi, sosial, budaya dan politik yang membuat setiap orang mampu mengakses informasi baik dalam bentuk gambar, tulisan maupun video secara bebas dan tanpa batas," ujar dia.

Namun, kata Wakil Kepala BSSN itu, di dalam ponsel pintar telah disisipi aplikasi-aplikasi yang memancing kepada kemewahan, pornografi, dan candu.

"Di balik segala kemudahan teknologi informasi yang ada, kemajuan teknologi juga memiliki risiko dan ancaman. Teknologi tersebut digunakan oleh berbagai negara untuk memenangkan persaingan global," ujar Dharma.
Baca juga: Presiden: Kita harus tanggap dan siap hadapi perang siber

Pada titik itulah, kata dia, perang sebagai bentuk puncak dari persaingan antarnegara turut berevolusi. Peperangan tidak hanya terkait dengan kontak fisik dengan senjata konvensional, namun juga dilakukan dengan mengancam jiwa manusia, kestabilan ekonomi, politik, sosial, budaya dan kedaulatan negara.

Dharma menegaskan bahwa negara harus hadir untuk mengantisipasi setiap serangan dan harus siap bahu-membahu bersama seluruh rakyat Indonesia menghadapi segala dampak negatif dari sistem globalisasi.

Selain itu, dalam menghadapi ancaman suatu negara, pemerintah perlu memperkuat ketahanan nasional dengan mengembalikan nilai dan norma kepada Pancasila, UUD 1945, dan Kebhinnekaan yang harus dijaga keutuhannya.
Baca juga: BSSN ingatkan peran penting Pancasila hadapi perang Siber

Ia juga mengajak generasi muda agar kembali kepada jati diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa.

"Hanya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dapat menetralisir segala dampak negatif dari sistem globalisasi dan menyelamatkan diri kita sendiri dan tanah air kita dari proses kehancuran kehidupan secara global," ujar dia pula.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019