Jika inflasi pangan tinggi, artinya bahan makanan mahal karena tidak tersedia di pasar
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Ecky Awal Mucharam meminta pemerintah menekan inflasi, terutama bahan pangan karena  menggerus daya beli masyarakat.

Hingga September 2019, inflasi sebesar 3,39 persen year on year (yoy), berada di bawah target yang ditetapkan pada 2019 sebesar 3,5 persen.

“Inflasi 3,39 persen itu masih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Dengan Filipina saja kita lebih tinggi, di sana hanya 0,9 persen (yoy),” kata Ecky lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.

Baca juga: BPKN berharap inflasi terjaga di level rendah jaga pertumbuhan PDB

Ia berharap pemerintah pusat dan daerah fokus menekan inflasi terkait bahan pangan karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Jika inflasi pangan tinggi, artinya bahan makanan mahal karena tidak tersedia di pasar,” katanya.

Ecky mengkhawatirkan inflasi bahan pangan berpotensi semakin melambung karena kegagalan panen di beberapa daerah (puso).

Kegagalan panen padi, bukan hanya menyumbang inflasi, tetapi juga berpotensi meningkatan angka kemiskinan.k

“Lebih dari 20 persen garis kemiskinan kita itu bersumber dari beras, jadi, sangat banyak dampaknya”, jelas Anggota Komisi XI DPR RI ini.

Ia menambahkan dalam jangkauan lebih jauh, persoalan harga juga memengaruhi indeks food security Indonesia, yang selama ini dipandang belum membaik.

Terkait dengan potensi lonjakan inflasi pangan, Ecky mengutip beberapa sumber, dengan terdapat sekitar 264 ribu hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan sejak Januari-Oktober 2019 dan sekitar 70 ribu sudah gagal panen.

“Ada kecenderungan bahwa petani di beberapa daerah sudah menjadi konsumen murni. Untuk itu, kita meminta pemerintah agar persoalan ini segera diatasi agar dampaknya tidak semakin parah” pungkas Ecky.

Baca juga: BI: Daging ayam, rokok picu inflasi pekan kedua Oktober 0,04 persen
Baca juga: TPID ingatkan potensi inflasi Kepri jelang akhir tahun

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019