Bandung (ANTARA) - DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersama Gubernur Jabar M Ridwan Kamil atau Emil ikut menyambut kedatangan 71 warga Jabar, yang memilih pulang ke kampung halaman pascakekerasan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, di Gedung Pakuan Bandung, Rabu (9/10) malam.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Achmad Ru’yat, di Bandung, Kamis, menyampaikan rasa prihatin, dan duka cita atas peristiwa kemanusiaan yang terjadi dan menimpa warga asal Jawa Barat di Wamena, Papua.

Pihaknya berharap, kedepan peristiwa tersebut dapat dievaluasi sebagai upaya untuk menjaga keutuhan NKRI.

"Mari kita bekerjasama dalam hal-hal yang kita dapat sepakati dan mari kita saling menghormati memberikan toleransi dalam hal-hal yang tidak dapat kita sepakati," kata dia.

"Sehingga tidak memaksakan kehendak, sehingga NKRI yang kita cita-citakan dapat terjaga dan terbangun," kata dia.

Baca juga: 94 orang ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan di Papua

Baca juga: Papua terkini - Polisi tetapkan 92 orang tersangka kerusuhan di Papua

Baca juga: ACT bantu pulangkan 1.000 warga korban kerusuhan Wamena


Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari juga meminta agar warga Jabar yang menjadi korban kekerasan Wamena, Papua, diberikan pendampingan psikologis.

"Pasca mereka pulang ke kampung halamannya di Jabar, kami pikir harus diberikan pendampingan psikologis ya karena apa yang mereka lalui di Wamena itu merupakan hal yang sulit dilupakan dan bisa menimbulkan traumatis," kata Ineu.

Selain diberikan pendampingan psikologis, kata Ineu, Pemprov Jawa Barat dan pemerintah daerah tingkat dua juga harus memberikan solusi terkait mata pencaharian mereka seusai memutuskan pulang dari Wamena, Papua.

"Mereka di sana kan ingin mengubah nasib atau penghidupan mereka dan tiba-tiba ada peristiwa ini (kerusuhan Wamena), tentu sepulangnya mereka dari Wamena ke sini juga harus diperhatikan soal kehidupan mereka kedepannya seperti apa," kata dia.

Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini menilai pendampingan dari psikolog sangat diperlukan agar mereka bisa memulai kembali hidup pasca didera peristiwa kerusuhan.

"Jadi harus ada pendampingan, pendekatan ke mereka agar bangkit lagi lah. Seperti dulu ada gempa kan perlu ada pendampingan supaya mereka tidak traumatik," kata Ineu.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019