Kalau polemik biasa, ya. Setiap ada pejabat diangkat selalu ada polemik, biasa. Ada suka dan tidak suka, ya biarkan aja. Kita buktikan kinerjanya bagaimana."
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta seluruh pihak untuk melihat kinerja Irjen Pol Firli Bahuri sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nantinya, di tengah polemik yang muncul.

"Menurut saya, siapapun yang terpilih menjadi Ketua KPK ini kita syukuri, karena kenapa? Dia sudah melalui satu proses yang sangat panjang," katanya, di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Harapan KPK yang baru- Wapres berharap pimpinan baru KPK bekerja baik

Baca juga: Presiden percayakan Pansel dan DPR atas pimpinan baru KPK

Baca juga: Revisi UU KPK yang baru - Jokowi tetap ingin KPK berperan sentral


Hal itu disampaikannya usai pembekalan peserta PPRA LIX dan PPSA XXII Tahun 2019 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Mengenai polemik terkait sosok Firli, Wiranto menilai hal yang biasa setiap ada pejabat yang diangkat, antara lain adanya unsur suka dan tidak suka.

"Kalau polemik biasa, ya. Setiap ada pejabat diangkat selalu ada polemik, biasa. Ada suka dan tidak suka, ya biarkan aja. Kita buktikan kinerjanya bagaimana," katanya.

Ia meminta masyarakat mempercayakan bahwa Ketua KPK terpilih dapat melaksanakan misi pemberantasan korupsi secara baik sesuai dengan harapan.

Baca juga: Tiga usulan perubahan UU KPK versi pemerintah

Baca juga: Revisi UU KPK yang baru, Presiden tidak setuju empat usulan

Baca juga: Pimpinan KPK yang baru - Polri yakin hubungan dengan KPK semakin solid


"Kalau ditangani seseorang yang paham betul posisinya, yang tahu misi yang diembannya dalam konteks pemberantasan korupsi di Indonesia, kita sangat bagus, oke saja," kata Wiranto.

Sebelumnya, Komisi III DPR RI menyepakati Firli Bahuri menjadi Ketua KPK periode 2019-2023, setelah melakukan rapat antar-ketua kelompok fraksi di Komisi III DPR pada Jumat dini hari.

Sementara itu empat Wakil Ketua KPK adalah Nawawi Pamolango, Lili Pintouli Siregar, Nurul Ghufron, dan Alexander Marwata.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019