Kediri (ANTARA) - Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, mengadakan silaturahmi dengan mengajak serta seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pelajar dari Papua yang ada di Kabupaten Kediri, untuk selalu menjaga kerukunan, keutuhan demi NKRI.

Wakil Kepala Polres Kediri Kompol Andik Gunawan mengungkapkan kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan silahturahmi dengan pelajar-pelajar dari Papua. Dirinya juga menjamin para pelajar dari Papua yang ada di Kabupaten Kediri merasa nyaman ketika belajar.

"Kegiatan silahturahmi kebangsaan ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan keutuhan NKRI. Meski kita berbeda-beda suku dan bahasa diharapkan tidak memecah keutuhan NKRI," katanya di Kediri, Senin.

Kompol Andik menjelaskan, beberapa waktu sebelumnya memang terdapat sedikit kesalahpahaman yang terjadi di Kota Malang dan Surabaya. Kesalahpahaman tersebut menimbulkan berdampak pada beberapa daerah di Papua.

Baca juga: Menristekdikti minta para rektor lindungi mahasiswa Papua

Baca juga: Mahasiswa Papua di IAIN Tulungagung diimbau fokus kuliah

Baca juga: Pendeta-pendeta Papua berharap mahasiswa kembali menuntut ilmu


Namun, kata dia hal tersebut sebenarnya bisa diatasi apabila seluruh masyarakat dapat saling menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada di Indonesia, seperti pada semboyan Bangsa Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda-beda tetap satu jua.

"Mari kembali menjunjung tinggi perbedaan yang ada di Indonesia sebagaimana semboyan Bangsa Indonesia," kata dia berharap.

Kompol Andik juga meminta semua pihak bisa menjunjung tinggi toleransi dan bersama menjaga kesatuan dan persatuan bangsa maupun negara. Dirinya juga meminta, agar semua pihak menahan diri serta tidak mudah terprovokasi dari berbagai isu yang belum tentu kebenarannya.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, KH Sholahudin Wahid mendesak aparat kepolisian segera menahan dan menghukum provokator yang memicu terjadinya ketegangan warga Papua.

"Perlu hati-hati. Rasanya merasa ketersinggungan yang luar biasa. Jadi, orang yang mengatakan itu harus ditemukan dan dihukum karena dia yang menimbulkan masalah," katanya di Jombang.

Ia prihatin dengan terjadinya insiden hingga berujung aksi massa tersebut. Bahkan, fasilitas umum juga banyak yang rusak, sehingga dirinya berharap aparat tegas.

Sebelumnya, beredar di akun media sosial yang menyebarkan konten bernada rasisme hingga menyebabkan unjuk rasa besar-besaran di sejumlah kawasan di Papua termasuk Manokwari, Senin (19/8). Masyarakat emosi setelah melihat video viral tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Jakarta mengatakan, konten video tersebut telah terhapus. Namun, polisi melakukan pelacakan terhadap pemilik akun tersebut, lewat jejak digitalnya guna memastikan kebenaran video tersebut.

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019