Kendari (ANTARA) - Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pangan olahan di Kota Kendari meraup untung hingga jutaan rupiah per hari di ajang Seleksi Tilwatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional Ke-28 di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (Perdagkop-UMKM) Kota Kendari Syarifuddin di Kendari, Sabtu, mengatakan bahwa perhelatan STQH Nasional di Kendari membawa dampak baik bagi perekonomian, begitu juga bagi para pelaku UMKM.
Ia menyampaikan bahwa UMKM yang mendapat keuntungan selama STQH tingkat nasional menjadi tolak ukur kesuksesan Sultra dari peningkatan ekonomi sesuai arahan Gubernur Sultra dan Wali Kota Kendari.
"Salah satu indikator kesuksesan penyelenggaraan STQH di Kota Kendari adalah dampaknya bagi pelaku UMKM, baik olahan pangan maupun kerajinan atau tenunan, yang Alhamdulillah target indikator itu saat ini tercapai, demikian juga kepuasan para kafilah dari luar Kota Kendari," kata Syarifuddin.
Ia mengaku pemkot sendiri selalu siap melibatkan UMKM di setiap kegiatan daerah maupun nasional, dengan pemberdayaan UMKM, produk-produk UMKM khas Kendari bisa menjangkau akses pasar yang lebih luas dan lebih dikenal masyarakat.
Sementara itu, pemilik produk UMKM BeKape, Intan mengaku mendapat keuntungan mencapai Rp3,9 juta di ajang STQH 2025 .
Intan mengatakan bahwa dia berjualan pangan lokal di lobi Hotel Claro Kendari yang menjadi tempat menginap para tamu STQH 2025 sejak Minggu (12/10). Aneka pangan lokal yang ditawarkan seperti produk Sagumi, Bekape kacang disko, Kripik mete, tunggala bawang goreng dan olahan coklat.
"Produk yang kami tawarkan memang brand pangan lokal khas Sultra seperti bahannya dari mete dan sagu. Semua sudah ada sertifikasinya dari Disperindag," ujarnya.
Ia mengaku selama berjualan di lokasi tersebut, keuntungan yang didapat rata-rata tiga juta rupiah setiap harinya.
"Itu empat hari berturut-turut tiga juta, bahkan pernah satu hari Rp3,9 juta, waktu hari Senin (13/10)," jelasnya.
Menurut dia, pendapatan segitu paling banyak selama mengikuti kegiatan baik pameran yang disediakan pemerintah atau ajang lain yang melibatkan UMKM.
Ia mengaku mayoritas pembeli dari tamu Hotel Claro atau para peserta STQH. Bahkan adapula tamu yang menginap di hotel lain datang untuk membeli produk pangan olahan tersebut.
"Banyak juga tamu STQH yang beli untuk oleh-oleh mereka kalau sudah pulang," katanya.
Intan mengatakan untuk setiap produk harga berbeda- beda mulai dari Rp18 ribu, Rp20 ribu dan Rp28 ribu. Hasil penjualan produk UMKM ini, pemilik atau pedagang memperoleh keuntungan sesuai hasil penjualan selama STQH.
Oleh karenanya, dia mengapresiasi dari pihak Hotel Claro dan Pemerintah Kota Kendari yang sudah menyediakan tempat bagi UMKM.
"Keuntungan full untuk pedagang UMKM, tidak ada bagi hasil, pihak hotel cuman menyediakan tempat saja," ungkapnya.
Selain di Hotel Claro, produk-produk pangan olahan juga dijual di area pameran STQH yang berada di Tugu Religi MTQ.
Intan mengaku sebelum kegiatan STQH tingkat Nasional, produk UMKM juga sering dititipkan di warung makan, toko-toko, hingga pesanan ketika pameran UMKM digelar.
"Kalau dijual di tempat-tempat itu kadang untungnya berkisar dua jutaan,"ucapnya.

