Kendari (ANTARA) - Tim ahli independen dari sejumlah perguruan tinggi dan lembaga pemerintahan memastikan kebocoran pipa minyak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, dipicu faktor geologi, bukan kelalaian teknis. Hasil investigasi juga menunjukkan kualitas lingkungan di wilayah terdampak berada dalam kondisi aman.
Guru Besar Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Adi Maulana, Rabu, menjelaskan jalur pipa sepanjang 45 kilometer yang berusia lebih dari empat dekade melewati kawasan tektonik aktif. Tekanan dari pembentukan lempung (swelling), interaksi air dengan batuan, serta pergerakan sesar membuat pipa tidak mampu menahan beban.
“Temuan kami menunjukkan pipa melewati zona patahan aktif. Tekanan berlapis dari bawah tanah dan pergerakan sesar menjadi penyebab utama kebocoran,” katanya di Makassar.
Ia merekomendasikan agar pipa yang melintasi jalur sesar diangkat ke permukaan karena lebih rentan jika tetap berada di bawah tanah.
“Saat pipa dibangun dulu, data geologi belum selengkap sekarang. Dengan data terbaru, mitigasi harus lebih komprehensif,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam menegaskan pemerintah daerah menggandeng akademisi untuk memastikan investigasi berjalan independen. Ia mengakui dampak terberat terjadi di Desa Lioka, di mana sekitar 30 hektare sawah dan empang terdampak langsung.
"Kami bersama perusahaan sepakat memberikan kompensasi berupa pola sewa lahan lima musim, atau sekitar dua tahun. Kesepakatan sudah tercapai dengan warga,” ujarnya.
Selain itu, Pemkab Luwu Timur bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan Universitas Indonesia melakukan pemantauan kualitas tanah, air, dan tanaman. Hasil pengujian laboratorium hingga 24 September 2025 menunjukkan kadar merkuri dan kromium berada jauh di bawah baku mutu. Kepala DRRC Universitas Indonesia, Prof. Fatma Lestari, menegaskan pengambilan sampel dilakukan terbuka dan hasilnya berbasis sains. “Kami siap mendampingi masyarakat agar yakin bahwa pemulihan dilakukan bertanggung jawab,” katanya.
Head of External Relations PT Vale, Endra Kusuma, menyatakan perusahaan terbuka terhadap investigasi independen dari berbagai pihak, termasuk Unhas, UI, IPB, Kementerian ESDM, dan Pemkab Luwu Timur. “Upaya ini sejalan dengan nilai keterbukaan dan transparansi perusahaan. Hasil investigasi menjadi rujukan kami dalam pengambilan keputusan,” ujarnya di Malili, Jumat (26/9).
Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menyampaikan penyesalan atas kejadian tersebut. Ia menegaskan perusahaan berkomitmen penuh untuk pemulihan lingkungan dan sosial.
"Langkah pertama menghentikan kebocoran sudah dilakukan. Fokus berikutnya adalah pemulihan lingkungan dan penyelesaian kompensasi warga,” katanya.

