Jakarta (ANTARA) - Tim Dayung Indonesia melalui Ali Mardiansyah dan Rafiq Wijdan Yasir mencetak sejarah dengan meraih medali perak pada Kejuaraan Dunia Rowing 2025 di Shanghai, China, Kamis (25/9).
Ini menjadi medali pertama Indonesia di ajang paling bergengsi olahraga dayung tingkat dunia. Ali dan Rafiq finis di urutan kedua saat turun di nomor lightweight men’s double sculls (LM2x) dengan catatan waktu 6 menit 47,40 detik. Mereka berada di belakang wakil China, Yawei Li dan Man Su, yang meraih emas dengan 6 menit 44,90 detik.
“Ini sejarah. Pertama kalinya kita meraih medali di kejuaraan dunia level senior. Pencapaian ini sangat membanggakan bagi tim rowing Indonesia,” kata pelatih kepala rowing Indonesia Muhammad Hadris kepada ANTARA via telepon, Jumat.
Adapun medali perunggu diraih pasangan Jerman Joachim Agne dan Paul Maissenhaelter dengan catatan waktu 6 menit 50,24 detik.
Keberhasilan Ali dan Rafiq menambah catatan penting bagi Indonesia setelah sebelumnya tim U-23 sempat meraih medali perunggu pada World Rowing U-23 Championships 2017 di Plovdiv, Bulgaria melalui Ferdiansyah, Ali Buton, Denri Maulidzar Al Ghifari, dan Ardi Isadi di nomot BLM4-.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh INDONESIA ROWING TEAM ???????? (@rowing_ina)
Namun, torehan di Shanghai menjadi yang pertama di level senior.
Selain nomor putra, Indonesia juga menurunkan pasangan lightweight women’s double sculls, Chelsea Corputty dan Mutiara Putri.
Mereka finis di urutan kelima dengan catatan waktu 8 menit 1,26 detik. Nomor ini dimenangi wakil China Zou Jiaqi dan Fu Ling dengan waktu 7 menit 26,12 detik.
Hadris menyebut raihan perak di Shanghai menjadi modal berharga bagi skuad dayung Indonesia dalam menghadapi SEA Games 2025 di Thailand.
“Pencapaian ini menjadi langkah positif dan menambah kepercayaan diri atlet untuk menghadapi ajang multievent ke depan,” ujarnya.

