Kendari (ANTARA) - Pameran Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mencatat keuntungan sekitar Rp370 juta dalam tiga hari pelaksanaan Rakornas Produk Hukum Daerah (PHD) di Kendari.
Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Sultra Belli Harli Tombili saat ditemui di Kendari, Jumat, mengatakan keuntungan yang mencapai Rp370 juta dari berbagai kerajinan Ekraf, produk pangan hingga kuliner yang dibeli pengunjung selama pameran berlangsung.
"Kalau pendapatan pameran ekraf selama tiga capai Rp300 juta, sedangkan di food court (tempat makan) kurang lebih Rp70 juta," kata Belli.
Belli mengatakan untuk pameran Ekraf, pengunjung dan tamu PDH paling banyak memborong kain tenun. Pengunjung membeli produk kain tenun tersebut untuk sovenir sebelum balik ke daerah mereka.
Sementara itu, ia mengatakan hidangan kuliner yang tenar, seperti bakso hingga kopi. Pembeli mulai dari pegawai, tamu PHD sampai warga yang berkunjung di pameran.
"Stand yang paling laris tenunnya adalah kabupaten Muna, selain itu ada kain tenun lain dari lain yang juga diminati tamu," ujarnya.
Menurut dia, transaksi keuangan selama event Rakornas PHD 2025 di Kendari menjadi tambahan pemasukan bagi para pegiat Ekraf dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), agar mereka semakin mempersiapkan produk di agenda selanjutnya.
"Kita upayakan di event-event berikutnya transaksinya bisa di tingkatkan lagi," ujar Belli.
Sementara itu, Kadis Perindag Provinsi Sultra Rony Yacob Laute mengatakan ada sekira 12 produk ekonomi kreatif dan aneka pangan olahan dari Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Disperindag yang ditampilkan selama pameran PHD.
Selain itu, ia mengatakan berbagai kain tenun hingga penenun juga ditampilkan selama pameran. Tujuannya, untuk lebih mengenalkan produk UMKM dan IKM agar lebih dikenal daerah lain.
"Yang paling banyak dibeli anyaman nentu, kain tenun, dan produk olahan," katanya, menambahkan.

