Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka membesuk pelajar yang menjalani perawatan secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas akibat pengeroyokan di Kota Kendari.
Pelajar bernama Alfiansah Nurrohim (16), yang berasal dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 12 Kendari tersebut dikeroyok belasan pelajar lainnya.
"Ini sangat memperhatikan, ketika saya lihat korban yang bersangkutan (kondisi korban)," kata Gubernur Sultra Andi Sumangerukka di Kendari saat membesuk di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin.
Atas kejadian penganiayaan tersebut , ia meminta kepada Kepala Sekolah SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Kendari untuk mencarikan solusi dan penyelesaian agar kejadian tersebut tidak terulang.
"Cari akar masalahnya, kenapa mereka bermusuhan, coba sadarkan mereka," ujarnya saat melakukan pertemuan bersama kepala sekolah SMA dan SMK se-Kota Kendari di Aula Rapat RSUD Bahteramas.
Andi Sumangerukka meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra untuk melakukan evaluasi dan kontrol di sekolah-sekolah Kota Kendari agak kejadian serupa tidak terulang.
"Ini harus dievaluasi oleh dinas mengenai kejadian ini, kontrol itu," tegasnya.
Kepala Dikbud Sultra Aris Badara mengungkapkan bahwa atas kejadian penganiayaan pelajar tersebut pihaknya akan meningkatkan pengawasan secara intensif di sekolah-sekolah, dan juga akan memberikan banyak kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan pelajaran di dalam kelas.
"Ke depan kita akan melakukan rencana patroli dengan Satpol PP bekerja sama dengan guru-guru terkait dengan anak-anak yang berkeliaran di luar sekolah se-Kota Kendari," sebutnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Bahteramas Sultra Muhammad Saiful mengatakan bahwa pelajar yang menjadi korban penganiayaan tersebut mengalami luka yang cukup serius, mulai dari tangan kiri patah, gigi hancur, dan pendarahan di dalam kepala karena batok kepalanya masuk di dalam.
"Ini kemungkinan besar karena akibat benturan benda keras, apakah itu kayu dan yang lainnya," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa untuk biaya pengobatan hingga kesembuhan korban penganiayaan tersebut semuanya ditanggung oleh Gubernur Sultra Andi Sumangerukka sehingga tidak ada lagi yang dibebankan pada pasien.

"Jadi, biaya tidak ada lagi yang dibebankan sama pasien, baik BPJS maupun yang lainnya. Sampai kesembuhannya, semuanya ditanggung oleh gubernur secara pribadi," lanjutnya.
Di tempat yang sama, orang tua korban penganiayaan Purwo Setiono sangat sedih atas penganiayaan yang dialami anaknya, karena anak tersebut sangat pendiam.
"Anak ini hari-harinya itu pendiam, kalau pulang dari sekolah langsung membatu menjual di pasar, tidak pernah keluar juga, kalau ada keluar karena ada tugas dari sekolah, dan juga tidak pernah keluar keluyuran," jelasnya.
Ia mengungkapkan pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada aparat penegak hukum sehingga pelaku tersebut bisa ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Kami sudah melaporkan ke polisi," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya juga mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada Gubernur Sultra Andi Sumangerukka.

