Makassar (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHBun) Sulawesi Selatan mencatat produksi pertanian di Sulawesi Selatan mengalami surplus 934 ribu ton hingga pertengahan Juni 2025.
Plt Kepala Dinass TPHBun Abdul Gafar di Makassar, Rabu, menyebut bahwa produksi padi telah mencapai 2,54 juta ton gabah kering giling (GKG), sedangkan produksi beras juga telah mencapai 1,45 juta ton, sehingga total produksi telah mencapai 4 juta ton lebih.
"Jika berdasarkan target bulanan, kita malah surplus tetapi kan target di pusat itu hampir 6 juta ton di akhir tahun. Itu nanti kita lihat di akhir tahun," ujar dia.
Pada 2025 ini, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki target produksi beras sebanyak 6.339.302 ton dengan target tanam seluas 1.550.587 hektare. Sementara sejak Januari hingga Juni 2025, luas tanam baru mencakup 690.244 hektare dengan luas area panen 486.751 hektare.
"Kegiatan juga terus berjalan, panen masih berlangsung dan kita mendata terus hingga akhirnya kita akan lihat di bulan Desember 2025 apakah kita bisa mencapai target produksi," tambah Gafur.
Hasil produksi yang ada saat ini diyakini akan terus bertambah karena sejumlah daerah di Sulsel masih akan panen, seperti Kabupaten Pinrang dengan jumlah cukup besar. Sehingga diperkirakan panen di bulan Juli bisa mencapai angka 156 ribu ton gabah kering dengan luas panen 31.999 hektare.
Padi juga menjadi perhatian Dinas TPHBun Sulsel karena harga padi masih lebih bagus dari komoditas lain.
Namun, Sulsel berhasil mencatat produksi jagung telah melampaui target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat yakni 1.154.389 ton. Sementara hasil produksi jagung di Sulsel sebanyak 1.275.874 ton (tongkol kering panen).
"Memang jagung ini komoditas sekunder dari pangan, kalau pilihan itu padi masih lebih bagus karena harganya juga lebih bagus. Perbandingan produksi pemerintah itu hampir sama, jagung mungkin 6-7 ton per hektare, kalau harga satuan itu Rp5.200," urainya.