Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) menyiapkan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk menambah sebanyak 88 ton cadangan beras di wilayah Bumi Anoa.
Kepala Disketapang Provinsi Sultra Ari Sismanto saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan alokasi anggaran tersebut untuk memperkuat ketahanan pangan sebagai bentuk kesiapan dalam menghadapi berbagai krisis di Sultra.
Ia menyampaikan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi gangguan distribusi, gejolak harga, hingga bencana alam yang bisa mengganggu ketersediaan pangan masyarakat.
“Tambahan ini akan meningkatkan total cadangan beras Pemprov Sultra dari sebelumnya 231 ton menjadi 319 ton, dan bukan penggantian stok lama,” kata Ari Sismanto.
Ia menyebutkan seluruh cadangan beras tersebut nantinya akan disimpan dan dikelola oleh Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sultra, yang bertugas untuk memastikan kualitas beras tetap layak konsumsi melalui proses pengecekan dan pembaruan secara berkala.
“Kami percayakan penyimpanan ke Bulog, karena mereka punya sistem untuk menjamin mutu dan keamanan stok secara berkelanjutan,” ujarnya.
Ari Sismanto menjelaskan keberadaan cadangan pangan daerah sangat vital, karena memungkinkan pemerintah bertindak cepat dalam situasi darurat, tanpa tergantung pada bantuan dari luar wilayah.
“Dengan stok yang tersedia di daerah, kita bisa langsung turun membantu masyarakat jika terjadi bencana atau krisis, tanpa harus menunggu lama,” kata Ari Sismanto.
Ia menambahkan bahwa kebijakan ini juga dinilai sebagai bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan dan melindungi masyarakat dari kerentanan pangan.
“Kita tidak ingin berjudi dengan situasi. Dengan cadangan yang cukup, kita siap menghadapi yang terburuk sekalipun,” ujarnya.