Kendari (ANTARA) - Seorang calon penumpang pesawat yang hendak terbang dari Makassar, Sulawesi Selatan, menuju Kendari, Sulawesi Tenggara, diduga memalsukan surat validasi dokumen kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kendari, termasuk hasil tes "polymerase chain reaction" (PCR).
Koordinator Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Haluoleo Umi Mazidah saat diwawancara melalui telepon selulernya dari Kendari, Jumat, mengatakan kejadian itu diketahui setelah pihaknya mendapat laporan dari KKP Makassar.
"Di Makassar didapat. Lolos dari Bandara Haluoleo, tapi pas mau balik ke Kendari (Bandara Haluoleo) dari Makassar hari ini, saya dihubungi, ternyata palsu semua suket (surat keterangan) PCR dan stempel KKP Kendari," kata dia.
Ia menyampaikan pihaknya mendapat konfirmasi dari KKP Makassar yang bertugas di Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, bahwa ada calon penumpang yang hendak terbang ke Bandara Haluoleo dan sudah memegang surat validasi dari KKP Kendari.
Ia menduga penumpang tersebut melakukan pemalsuan surat validasi KKP Kendari sejak terbang dari Bandara Haluoleo.
Namun, ketika hendak balik ke Kota Kendari, KKP Makassar menemukan kejanggalan dimana saat dilakukan pengecekan data dokumen kesehatan calon penumpang tersebut telah memiliki surat keterangan validasi yang dikeluarkan KKP Kendari, tetapi datanya tidak terdaftar di akun PeduliLindungi.
"Penumpangnya akan berangkat dari Makassar hari ini, tapi mencurigakan karena suratnya tidak ada datanya di akun PeduliLindungi, maka saya dihubungi, karena sudah tervalidasi dari KKP Kendari, ternyata stempelnya palsu," jelas dia.
Umi kemudian menyampaikan kepada KKP Makassar bahwa validasi tersebut bukan dari pihaknya. Calon penumpang tersebut diduga memalsukan dua stempel yakni validasi KKP dan validasi Garuda KKP.
Ia kemudian menanyakan kepada KKP Makassar terkait nama rumah sakit yang tertera di surat validasi itu dimana tertulis Rumah Sakit Konawe, di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
"PCR-nya tertera dari Rumah Sakit Konawe, saya sudah tanya Rumah Sakit Konawe, katanya tidak ada nama itu. Pas dikasih tahu semua berkasnya palsu langsung orangnya lari," jelas dia.
Ia mengaku secara pribadi ingin melaporkan kejadian itu kepada kepolisian, namun masih menunggu instruksi dari pimpinan.
"Tidak mungkin saya secara individu melapor karena yang dipalsukan stempel Kementerian, nggak mungkin juga saya mau melapor sendiri, " kata Umi.
Ia menyarankan validasi dokumen kesehatan calon penumpang di bandara tidak hanya dilakukan KKP Kendari, namun juga dilakukan pihak bandara karena secara umum dapat diakses melalui website PeduliLindungi hanya dengan memasukkan nomor NIK KTP.
"Harapannya seperti itu, karena kalau mengandalkan stempel manual dari KKP masih bisa dipalsu karena secara umum dapat diakses di akun Pedulilindungi hanya dengan NIK KTP langsung kelihatan di situ, Apakah dia sudah PCR atau sudah vaksin," kata Umi Mazidah.
Berita Terkait
BRI satu-satunya perusahaan dari Indonesia masuk 500 merek paling bernilai dan terkuat di dunia
Senin, 25 Maret 2024 11:26
BRIN: Kesalehan Capres dan Cawapres jadi salah satu nilai tukar politik Indonesia
Senin, 12 Februari 2024 14:01
Kapolres Kolut pecat satu personel karena langgar Kode Etik Profesi Polri
Senin, 5 Februari 2024 15:54
XL SATU Fiber Kini Jangkau 86 Kota/Kabupaten di Indonesia
Jumat, 26 Januari 2024 16:51
KAI: Satu pramugara meninggal akibat kecelakaan kereta api di Bandung
Jumat, 5 Januari 2024 11:37
TPN: Keamanan siber jadi salah satu fokus Ganjar Pranowo untuk debat capres
Rabu, 3 Januari 2024 7:13
KPU siapkan satu TPS khusus warga binaan di Rutan Kolaka
Jumat, 15 Desember 2023 20:42
Dirjen HAM apresiasi HAM jadi tema salah satu di debat perdana Capres
Rabu, 13 Desember 2023 12:44