Baubau (ANTARA) - Peralatan X-ray atau sinar x yang terpasang dan digunakan untuk memeriksa barang bawaan calon penumpang di Pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, belum bisa mendeteksi barang berbahaya jenis narkoba yang melewati alat tersebut.
Kepala Seksi Fasilitas Pelabuhan dan Ketertiban Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 1 Baubau, Herland Aprilyanto, di Baubau, Sabtu, mengatakan, dua unit x-ray yang terpasang didepan pintu masuk terminal ruang tunggu pelabuhan itu memang belum dilengkapi dalam mendeteksi hal-hal sedetail mungkin seperti narkotika.
"Jadi x-ray kita itu yang bisa terbaca adalah jenis logam dan berupa barang organik yang dikemas dalam sebuah wadah. Begitu pula dengan dua alat "Walkthrough Metal Detektor (WTMD) atau pintu keamanan yang dilengkapi dengan metal detektor," ujarnya.
Dikatakannya, peralatan-peralatan elektronik termasuk dua unit 'auto gate' atau pintu otomatis yang mulai difungsikan pada 18 Desember 2018 dengan 15 orang petugas operator bersertifikasi itu merupakan pengadaan dari pemerintah pusat atas ditunjuknya pelabuhan Murhum Baubau sebagai salah satu pelabuhan percontohan atau pilot projek.
"Tapi penduduk paham bahwa x-ray adalah alat bantu. Yang namanya alat bantu tidak serta merta yang melewatinya (x-ray) itu semua aman," katanya, seraya menambahkan alat bantu itu mempermudah petugas melakukan pemeriksaan.
Meskipun alat tersebut ada dan tergolong canggih, menurutnya, namun pemeriksaan yang paling baik juga adalah secara manual atau pemeriksaan dengan tangan petugas. Karena dengan indra mata dan tangan akan lebih akurat.
"Kalau ketika barang didalam x-ray disinyalir ada barang yang mencurigakan, maka digeledah untuk lebih memastikannya. Pernah ada barang bawaan penumpang dikemas masuk x-ray berisi botol-botol. Setelah dibuka isi botolnya itu minuman keras jenis arak, sehingga diamankan," katanya.
Meskipun alat secara riil belum bisa memastikan barang bawaan penumpang, kata Herland, tetapi pihaknya tetap terus bekerja maksimal dalam mengantisipasi akan adanya barang bawaan berbahaya melalui pelabuhan itu.
"Kita disini adalah pelayanan. Sebatas apa yang bisa kita layani untuk kegiatan debarkasi dan embarkasi serta kelancaran naik turun penumpang. Terkait misalnya ada yang membawa barang berbahaya seperti narkoba, kita tetap berkoordinasi dengan BNN dan kepolisian," ujarnya.
Ia juga mengimbau, masyarakat agar secara bersama-sama menjaga pelabuhan itu dengan baik. Sebab pelabuhan Baubau yang menjadi pelabuhan percontohan di Indonesia tersebut bukan hanya milik Kantor UPP Baubau, sehingga baik dan buruknya pelabuhan ditopang juga dari masyarakat.
"Harapan kita juga masyarakat Baubau untuk ikut serta dalam memberi infomasi apabila terdapat yang kurang baik atau yang melanggar aturan agar dikoordinasikan," ujarnya.