Kendari (Antara News) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Bidang Pertahanan dan Keamanan, Letjen TNI (Purn) M. Yusuf Kartanegara bersama rombongan melakukan silaturahmi dan berdialog dengan jajaran Korem 143/Haluoleo Kendari.
Kunjungan rombongan anggota Watimpres tersebut disambut Komandan Korem 143/Haluoleo Kolonel ZCI Rido Hermawan bersama jararannya, dan dihadiri Kabinda Sultra, Brigjen TNI Arh, Andi Sumagerukka di Makorem 143/Haluoleo Kendari, Selasa.
Kunjungan kerja anggota Watimpres di Kota Kendari itu merupakan hari kedua, setelah sehari sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasata bersama jajaran Pemerintah Provinsi Sultra dan jajaran Polda Sultra.
Menurut Yusuf Kartanegara, kunjungan silaturahmi dengan jajaran Korem 143/Kendari untuk mendapat informasi terkini terkait kondisi wilayah Sultra, khususnya menyangkut pertahanan dan keamanan.
"Informasi yang kami dapatkan di Sultra akan menjadi masukan sekaligus pertimbangan. Bila informasi itu sifatnya `secret`, maka diminta atau tidak diminta, kami akan sampaikan kepada Presiden atau Kementerian yang bersentuhan langsung," ujarnya.
Danrem 143/Haluoleo Kendari Kolonel CZI Rido Hermawan mengatakan, secara umum kondisi keamanan di wilayah Sultra masih tergolong cukup kondusif, aman dan terkendali.
Namun di sisi lain, kata Danrem, Sultra yang berbatasan dengan beberapa provinsi yang sering mengalami konflik seperti di Poso, Sulawesi Tengah dan Ambon dengan berbatasan dengan laut Banda, tetap harus diwaspadai dengan menempatkan personil di daerah-daerah perbatasan wilayah itu.
Rido memaparkan, Provinsi Sultra memiliki wilayah yang cukup luas dengan jumkah penduduk sekitar 2,4 juta jiwa dan terdiri atas 15 kabupaten dan dua kota.
Dari 17 kabupaten/kota tersebut, lanjut dia, ada delapan kabupaten berada di wilayah daratan dan sembilan kabupaten berada di wilayah kepulauan, sehingga dengan luas wilayah tersebut penempatan personil keamanan, khususnya Babinsa masih sangat terbatas.
"Yang pasti bahwa jumlah Babinsa di jajaran Korem 143/HO baru mencapai 779 orang yang membina sekitar 2.004 desa/kelurahan. Artinya bahwa ada beberapa orang Babinsa yang diberi tugas membina dua atau tiga kecamatan," kata Danrem.
Danrem juga menyampaikan kepada Watimpres bahwa dari 17 kabupaten/kota di Sultra, pengamanan teritorial di daerah itu masih sangat terbatas, baik dari jumlah personil maupun peralatan TNI yang dimiliki.
Rido juga menyebutkan, saat ini baru ada empat Komando Distrik Militer (Kodim) di wilayah Sultra, yakni Kota Kendari, Kolaka, Muna dan Baubau, sehingga ada Kodim membawahi 5-6 kabupaten.
Kodim 1417 Kendari misalnya membawahi lima wilayah kabupaten yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan, dengan memiliki 15 Koramil.
Begitu pula Kodim 1413 Buton membawahi enam kabupaten yakni Kota Baubau, Kabupaten Buton, Wakatobi, Buton Tengah, Buton Selatan dan Bombana dengan 16 Koramil.
Kodim 1416 Muna membawahi tiga wilayah kabupaten yakni Kabupaten Muna, Muna Barat dan Buton Utara dengan delapan Koramil, dan Kodim 1412 Kolaka membawahi tiga wilayah kabupaten yakni Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur dengan tujuh Koramil.
"Melalui pertemuan ini, kami berharap masukan tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan ke arah yang lebih baik, khususnya bagi kemajuan TNI-AD ke depan," ujarnya.