Kendari (ANTARA News) - Harga berbagai jenis bahan bangunan produk lokal maupun dari luar daerah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Khususnya semen dari berbagai merek masih tergolong tinggi selama tahun 2012.
Pantauan di Kendari, Kamis, harga semen dari berbagai merek kini masih di jual antara Rp75.000-Rp80.000 per zak/50 kg.
Kenaikan harga semen itu sudah terjadi hampi tiga bulan terakhir atau sejak bulan Januari hingga penghujung Maret 2012.
Sebelumnya, harga normal semen itu hanya berkisar antara Rp60.000 hingga Rp65.000 per zak.
Sementara produk bahan bangunan lainnya seperti cat, tripleks, paku beton dan alat-alat pertukangan lainnya cenderung ikut naik seiring dengan adanya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di bulan April 2012 ini.
Salah seorang pemilik toko bangunan, Jhon, mengatakan naiknya harga bahan bangunan khususnya semen itu menyusul permintaan konsumen cukup besar.
Sementara distribusi pengiriman dari sejumlah daerah produsen seperti Jawa dan Makassar, sering terlambat tiba di pelabuhan Kendari.
Bahan bangunan khususnya semen dan besi umumnya didatangkan dari pulau Jawa dan Makassar Sulawesi Selatan sehingga harus melewati beberapa pelabuhan baru bisa tiba di Kota Kendari.
Sehingga bila terjadi keterlambatan di jalan, langsung mempengaruhi harga ditingkat pengecer.
"Wajar bila sewaktu terjadi kenaikan harga bahan bangunan disebabkan tarif angkutan yang naik seketika," kata Wahid , pedagang bahan bangunan produk lokal seperti kayu dan batu pasir lainnya.
Ia mengatakan, selama tahun 2012 ini, harga bahan bangunan khususnya produk lokal maupun dari luar daerah belum mengalami penurunan, bahkan justeru sebaliknya akan naik seiring dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Kadis Perindustrian dan Perdagang Kota Kendari, Syam Alam mengatakan, permintaan produk bahan bangunan selama beberapa bulan ini sudah mulai ramai sehingga mempengaruhi harga ditingkat pengecer.
"Apalagi saat ini, proyek-proyek pembangunan ditingkat provinsi maupun kabupaten Kota sudah dalam proses pekerjaan, sehingag mempengaruhi tingkat penjualan dan permintaan," katanya.
Ia berharap, walaupun harga BBM nantinya naik, namun stok bahan bangunan di tingkat pengecer tetap tersedia sehingga masyarakat pun bisa menperoleh kebutuhan itu sesuai yang dinginkan.
"Soal kenaikan harga, konsumen terkadang tidak mempermasalahkan sepanjang stoknya ada ditingkat pedagang. Tetapi yang menjadi kepanikan warga adalah barangya sudah mahal dan stoknya pun sulit didapat," katanya. (Ant).