Kendari (ANTARA) - Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal menyampaikan empat hal yang harus dilakukan dalam menghadapi tatanan normal baru dari pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19.

"Perlu saya jelaskan kepada seluruh masyarakat bahwa makna normal baru adalah bukan berarti status wabah atau pandemi telah berakhir, tetapi hanya sebuah tatanan baru kehidupan agar masyarakat tetap produktif," kata Rabiul saat memberikan keterangan resmi terkait kasus COVID-19 di Posko Gugus Tugas COVID-19 Sultra, Rabu.

Sehingga ia menyampaikan bahwa dalam menghadapi suasana normal baru harus diiringi empat hal utama. Pertama tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang tinggi harus dimiliki oleh seluruh masyarakat.

"Yang kedua adalah kita harus semakin gencar dan agresif dalam edukasi pencegahan maupun deteksi kasus COVID-19 di tengah-tengah masyarakat," tutur dokter yang akrab disapa dokter Wayonk.
  Data kasus COVID-19 Sultra hingga 17 Juni 2020 pukul 17.00 Wita. (Sumber: GTPP COVID-19 Sultra). (ANTARA/Harianto)

Kemudian yang ketiga adalah, harus diikuti dengan kesiapan fasilitas kesehatan termasuk sumber daya pendukung di setiap kabupaten/kota

"Yang berikutnya dibutuhkan kerja sama dan sinergi antarlintas sektor dan semua pihak," jelas Wayonk.

Wayonk mengungkapkan bahwa keempat hal tersebut harus berjalan simultan dan beriringan sehingga benar-benar bisa melewati wabah atau pandemi COVID-19 dengan cepat.

Pada kesempatan itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra ini menyampaikan bahwa telah terjadi penambahan kasus baru konfirmasi positif COVID-19 di provinsi itu sebanyak satu orang dan kasus sembuh belum bertambah sehingga total kasus positif menjadi 292 orang dan sembuh 203 orang dan menjalani perawatan isolasi atau karantina sebanyak 84 orang hingga Rabu (17/6) pukul 17.00 wita.
   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024