Jakarta, Antara Sultra - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
menginginkan tingkat konsumsi ikan di Indonesia dapat terus melonjak
pesat, meski pada saat ini jumlah konsumsi pangan ikan secara nasional
dilaporkan telah meningkat.
"Target pemerintah pada tahun ini adalah konsumsi ikan 46 kilogram
per kapita, sedangkan pada akhir 2019 diharapkan bisa mencapai 50
kilogram per kapita," kata Menteri Susi di Jakarta, Jumat.
Menurut Susi, kenaikan tingkat konsumsi ikan selama beberapa tahun
terakhir ini merupakan hal yang luar biasa karena jumlah impor ikan
sangat menurun sedangkan ekspor meningkat sedikit.
Berdasarkan data dari KKP, tingkat konsumsi tertinggi perikanan
terdapat di wilayah Maluku, sedangkan tingkat konsumsi yang terendah
masih terus berada di kawasan pulau Jawa.
Sebelumnya, Menteri Susi juga menyoroti masih rendahnya tingkat
konsumsi ikan masyarakat Indonesia sehingga pemerintah melalui
Kementerian Kelautan dan Perikanan terus giat berkampanye untuk itu.
"Kalau dilihat dari statistik dibandingkan dengan negara-negara
lain, Jepang misalnya sekarang sudah makan 86 kg per kapita/tahun.
Indonesia baru pertama kali menginjak di atas 40 kg per kapita tahun
2016, sebelumnya tahun 2014 konsumsi di Indonesia hanya 36 kg per
kapita, tahun 2015 naik menjadi 41 kg per kapita," kata Susi
Pudjiastuti.
Menurut Susi, kenaikan tersebut sudah luar biasa tetapi tetap harus
ditingkatkan mengingat saat ini stok ikan di Indonesia telah mengalami
peningkatan.
Menteri Susi menyatakan bahwa perang terhadap penangkapan ikan
secara ilegal selama ini telah memberikan 7 kilogram tambahan konsumsi
ikan dalam jangka waktu dua tahun ini kepada masyarakat.
"Kalau dihitung kenaikan 7 kg dikali dengan 250 juta penduduk
Indonesia itu adalah 1.750 ton ikan telah dikonsumsi oleh bangsa
Indonesia. Kalau dinilai Rp10 ribu per kg, itu bernilai Rp175 triliun,
dan itu nilai ekonomi yang luar biasa yang telah kita nikmati,"
jelasnya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat Indonesia lebih menggemari ikan
agar dapat tumbuh sehat dan cerdas, apalagi mengingat sejumlah kondisi
seperti diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga persaingan
antarnegara juga lebih kencang dan semakin terbuka.
Menteri Susi mengingatkan, anak-anak Indonesia usia umur 1-10 tahun
harus mendapat asupan protein yang cukup demi pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasannya, yang dapat dipenuhi kebutuhan asupan protein
tersebut dengan menyantap ikan.
Selain menyehatkan masyarakat, menurut dia, gemar mengonsumsi ikan
juga akan menghemat belanja negara dengan beralih dari konsumsi daging
impor kepada ikan yang banyak tersedia di lautan Indonesia, mengingat
ikan lebih murah daripada daging.
"Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan ini juga akan mendatangkan
manfaat bagi pelaku usaha perikanan. Ikan Indonesia dapat diekspor dan
menyumbang pada peningkatan devisa negara," ucapnya.