Jakarta (Antara News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders dan membahas kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya di bidang perdagangan dan investasi.
"Belanda merupakan salah satu mitra penting di Eropa untuk Indonesia. Jika kita melihat, perdagangan bilateral Indonesia dan Belanda mencapai lebih dari empat miliar (dolar AS) tahun lalu. Dalam hal investasi, Belanda merupakan investor terbesar keempat dengan nilai lebih dari 1,3 miliar dolar AS," kata Menlu Retno usai pertemuan bilateral di Jakarta, Kamis.
Pertemuan bilateral itu dilaksanakan sehari setelah kedua Menlu melaksanakan Pertemuan Bali Regional Ministerial Conference di Bali pada 22-23 Maret 2016.
Kunjungan Menlu Koenders ke Indonesia merupakan yang pertama sejak dilantik sebagai Menlu Belanda pada 2014. Pertemuan terakhir Menlu Retno dan Menlu Koenders adalah di Luxembourg pada November tahun lalu.
Menlu Retno menyebutkan Belanda adalah mitra komprehensif Indonesia dan mitra dagang terbesar kedua di Eropa, dan ke-15 di dunia, pada 2015. Selain itu, Belanda merupakan investor terbesar ke-4 untuk Indonesia pada 2015. Pertemuan bilateral kedua Menlu juga membahas kerja sama dalam pengembangan infrastruktur.
Menlu RI mengatakan, Belanda adalah salah satu mitra dagang terpenting Indonesia di Eropa, dan juga merupakan pasar tradisional bagi Indonesia. Untuk itu, Menlu RI dan Menlu Belanda sepakat untuk mendorong interaksi lebih jauh para pebisnis dari kedua negara.
Menlu Retno menyampaikan harapan agar investor Belanda di Indonesia terus bertambah untuk berbagai sektor. Pemerintah Indonesia mengundang investor Belanda untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor pembangunan sektor maritim.
Menlu Retno juga mengapresiasi kerja sama di bidang pendidikan yang terjalin dengan baik diantara kedua negara dan berharap agar kerja sama tersebut terus ditingkatkan.
Pada kesempatan itu, Menlu Koenders mengatakan bahwa banyaknya area kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia dan Belanda menunjukkan hubungan kedua negara yang sangat dekat. "Untuk itu, kami sepakat untuk memperkuat hubungan kedua negara. Indonesia dan Belanda banyak bekerjasama dalam berbagai isu ekonomi dan politik," ujar dia.
Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders guna memperkuat kerja sama maritim antara kedua negara.
"Mereka (Belanda) punya banyak pengalaman di sektor maritim. Kami sendiri ingin mempercepat poros maritim. Jadi tadi ada pembicaraan bilateral keduanya, dengan tim kami dan Menlu Belanda. Kita sepakat untuk memperkuat hubungan maritim," kata Rizal di sela pertemuan bilateral dengan Belanda di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis.
Penguatan kerja sama maritim itu di antaranya dalam bidang pembangunan dan navigasi kapal, infrastruktur pelabuhan serta perikanan.
Menurut Rizal, pertemuan dengan delegasi Belanda menjadi agenda penting lantaran hubungan sejarah yang lama dengan negeri kincir angin tersebut.
Pemerintah Indonesia, lanjut dia, juga membuka peluang bagi investor asing untuk masuk dan ikut membangun Tanah Air, terutama sektor perikanan yang kini tepat untuk dikembangkan. Pasalnya, perang "illegal fishing" yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah berhasil mendorong perbaikan sektor tersebut.
"Negara-negara tetangga kita yang tadinya punya industri perikanan, jadi banyak kehilangan bahan baku karena selama ini bahan bakunya kan ambil di Indonesia. Mumpung industri perikanan di negara-negara itu bermasalah, ini momentum bagi kita untuk membangun industri perikanan," katanya.
Rizal menambahkan, pihaknya membuka pintu luas untuk investasi asing masuk ke bidang ruang pendingin atau pengolahan perikanan karena tak ingin kekayaan alam itu diambil negara lain. "Kita tidak ingin kekayaan kita diambil dan disedot kemudian diekspor tapi tidak ada efeknya bagi lingkungan. Kalau ada industri perikanan kan ada pekerjaan. Jadi ada nilai tambah, ada 'multiplier effect' (dampak ganda)," katanya.