"Produksi tanaman jambu mete kita setiap tahun rata-rata mencapai sebanyak 23.758 ton," kata Wakil Gubernur Sultra HM Saleh Lasata di Kendari, Senin.
Produksi tanaman jambu mete sebanyak itu, kata dia, bisa memenuhi kebutuhan bahan baku industri lima sampai enam unit.
"Kalau setiap industri membutuhkan bahan baku jambu mete sebanyak 5.000 ton per tahun, maka produksi jambu mete Sultra bisa memenuhi kebutuhan minimal lima industri," katanya.
Menurut dia, belum adanya industri pengolahan kacang mete di daerah ini menyebabkan produksi jambu Sultra hanya diperjualbelikan melalui perdagangan antarpulau dalam bentuk gelondongan.
Kalaupun ada kacang mete olahan yang diperdagangkan melalui perdagangan antarpulau, kata dia, masih dalam bentuk kacang mete setengah jadi.
"Kalau industri kacang mete sudah berdiri di daerah ini, maka masyarakat Sultra bisa mendapatkan manfaat dari perdagangan produksi kacang mete tersebut," katanya.
Selain para petani bisa mendapatkan jaminan kepastian harga biji jambu mete gelondongan sesuai standar, sebagian masyarakat juga bisa terserap menjadi tenaga kerja di industri kacang mete.
"Kacang mete dapat dibuat dalam bentuk beragam jenis makanan ringan atau cemilan," katanya.